Zulfikri, pemuda tani atau petani milenial di Desa Timusu, Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone berhasil membudidayakan paprika di dataran rendah di pelosok desa. Usaha budidaya ini mulai menggeliat sejak pandemi Covid-19 mewabah di Kabupaten Bone.
“Saya mulai sejak tahun 2020, pas awal covid. Saat itu masih berstatus mahasiswa,”ungkap pemilik usaha Al-Fikri Farm dan Foodscaping Indonesia itu kepada wartawan, Jumat (7/7/2023).
Semenjak pandemi itu, lanjutnya, ia mengerahkan tenaga untuk mencoba mengelolah green house berukuran 6×12 di desanya hingga akhirnya menanam paprika. Sebelum paprika, ia menanam selada.
Alhasil meskipun baru menanam paprika, tapi produksinya terbilang lumayan. Kini ia dapat memanen setiap 2 pekan di green house miliknya, dengan hasil 20 Kg sekali panen.
“Paprika dipasarkan di Makassar bekerjasama dengan mitra. Dijual dengan harga 40-45 K per kg,”sebut alumni Agribisnis Unhas itu.
Tak sampai di situ, lokasi budidaya atau tempat usahanya juga disebut sering mendapatkan kunjungan dan menjadi lokasi magang dari mahasiswa Fakultas Pertanian dari sejumlah kampus di Sulsel.
Penerima hibah kompetitif atau bantuan modal Program Yess Kementerian Pertanian itu juga mendampingi klien yang telah dibuatkan green house.
Usahanya kini berjalan makin baik dengan bantuan modal yang telah diterima ditambah modalnya dari hasil usahanya sendiri. Ia berharap usahanya dapat terus berkembang.
Mengetahui hal tersebut, sejumlah pemuda tani di kecamatan Ulaweng berharap apa yang telah diusahakan Zulfikri dapat ditularkan ke petani muda se-Ulaweng dan Bone pada umunya.
“Bagus ini, kita harap bisa juga di desa desa lainnya. Ke depan mungkin bisa membuat kegiatan untuk berbagi kiat,”ungkapnya.*