OlahragaRagam

Ketika Pena Beralih Menjadi Raket: Cerita Wartawan di Arena Porwada

100
×

Ketika Pena Beralih Menjadi Raket: Cerita Wartawan di Arena Porwada

Sebarkan artikel ini

Bulu tangkis, olahraga yang biasanya identik dengan gerakan cepat dan pukulan presisi, kali ini menjadi panggung bagi sekelompok orang yang tak biasa. Para wartawan, yang sehari-hari berjibaku dengan kata-kata dan deadline, kini bertransformasi menjadi atlet. Di ajang Pekan Olahraga Wartawan Daerah Kalimantan Timur (Porwada Kaltim), mereka membuktikan bahwa pena dan raket bisa berdampingan.

Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang

Saputra Adi, salah satu peserta dari Bontang, terlihat menyeka keringat di wajahnya. Ia baru saja mencatatkan kemenangan gemilang 2-0 di pertandingan pertama ganda putra melawan kontingen dari Kutai Timur. Pria kelahiran 1992 ini mengakui, pengalaman pertamanya di Porwada adalah tantangan yang menyenangkan. “Ini pertama kalinya saya ikut,” ujarnya sambil tersenyum. 

Seteguk, dua teguk air mineral ia teguk di sela wawancara. Tampak letih setelah bertanding bulu tangkis di lapangan, namun tetap berupaya menjawab pertanyaan wartawan dengan maksimal. 

Kata pria yang hobi olahraga tradisional sumpit ini, biasanya, pagi hari ia habiskan untuk mencari berita. Namun kali ini, ia fokus membela Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bontang dalam kompetisi olahraga para wartawan yang digelar di Samarinda.

Baca Juga:  Dalam Sehari, Satresnarkoba Amankan Para Tersangka Narkoba di 2 Lokasi Berbeda

Partisipasi Putra, sapaan akrabnya, diawali dari ajang Pekan Olahraga Insan Pers (POIS) 2024 yang digelar di Bontang. Melalui seleksi ketat, ia berhasil terpilih menjadi bagian dari kontingen yang mewakili Bontang. 

Selama persiapan, latihan rutin menjadi rutinitas wajib bagi Putra. Setiap Senin dan Jumat malam, setelah tugas jurnalistiknya selesai, ia langsung berlatih di lapangan bulu tangkis. “Usaha tidak akan mengkhianati hasil,” katanya yakin, seraya menambahkan bahwa dukungan rekan-rekannya menjadi motivasi besar baginya. Dengan penuh semangat, ia menargetkan meraih gelar juara.

Sama seperti Putra, Rusdiana juga mencatatkan debutnya di Porwada. Wartawan televisi dari TVRI ini biasa menggunakan kamera untuk meliput berita. Namun, kali ini ia menggenggam raket di arena pertandingan. Dian, sapaan akrabnya, mengaku bulu tangkis hanya sekadar hobi. Namun, ajang ini memberinya kesempatan untuk mewakili Bontang.

Baca Juga:  Soroti Pembentukan TAP2D, Andi Faiz: Perlu Dikaji Ulang

Perempuan asal Sulawesi Selatan kelahiran 1996 ini menjelaskan, keterlibatannya berawal dari partisipasinya di POIS selama tiga tahun terakhir. “Karena jadwalnya berdekatan, saya diminta ikut Porwada supaya ada perwakilan perempuan,” ungkapnya. 

Tanpa pelatih khusus, Dian dan rekan-rekannya berlatih secara autodidak. Meski demikian, ia tetap menargetkan hasil maksimal. “Kalau bisa, masuk tiga besar,” ujar Dian penuh keyakinan.

Hasilnya tak mengecewakan. Dian, bersama pasangannya Dwi, berhasil meraih posisi kedua di ganda putri setelah kalah di babak final oleh pasangan dari Bontang juga. Sementara itu, Putra bersama rekannya, Rezwan menempati posisi keempat di ganda putra. Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keduanya.

Darah Baru Bumi Etam

Ketua Panitia Porwada ke-2 Kaltim, Wiwid Marhaendra, menuturkan, Porwada merupakan langkah strategis untuk menjaring bibit atlet wartawan di Kalimantan Timur. Kegiatan ini pertama kali digagas pada 2023 sebagai persiapan menuju Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas). “Porwada menjadi ajang seleksi untuk menemukan atlet-atlet baru,” jelasnya.

Sejak pertama kali mengikuti Porwanas pada 2016 di Bandung, Jawa Barat, hingga edisi 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, prestasi Kaltim terus menunjukkan peningkatan. Wiwid mencatat, pencapaian di Porwanas sebelumnya hanya satu perak dan satu perunggu. Namun dengan hadirnya atlet muda hasil seleksi Porwada, torehan medali mulai meningkat. Pada 2024, Kaltim berhasil membawa pulang dua emas, tiga perak, dan tujuh perunggu.

Baca Juga:  Presiden Ekuador Serukan Perang Terhadap Kartel Narkotika

Wiwid optimistis, pembinaan atlet muda melalui Porwada akan terus membawa dampak positif. “Jika atlet-atlet muda ini terus berprestasi, berarti Porwada berhasil menjadi wadah pengembangan mereka,” kata pria yang sudah mengikuti Porwanas sejak tahun 2000 itu. Dengan semangat itu, ia yakin prestasi Kaltim di tingkat nasional akan semakin gemilang.

Kisah Putra dan Dian menjadi gambaran nyata bagaimana wartawan tak hanya mampu berkarya di balik meja redaksi, tetapi juga bersinar di arena olahraga. Mereka menunjukkan bahwa kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk meraih hasil terbaik, di bidang apa pun.