Momentum tersebut, kata Indah mengingatkan betapa pentingnya upaya mitigasi. Menurutnya, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa dari 173 desa / kelurahan di Luwu Utara, 157 masuk kategori rawan bencana berdasarkan data BNPB.
“Untuk itu saya mengajak dan mendorong segenap pihak khususnya pemerintah desa bersama masyarakat agar mendukung program pembentukan Desa Tangguh Bencana maupun Kampung Siaga Bencana,” ucapnya.
Bencana lanjut bupati yang karib disapa IDP ini, pada dasarnya tidak bisa dicegah tapi risiko dan dampaknya bisa diminimalisir.
“Upaya mitigasi yang bisa kita lakukan adalah membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan dimulai dari kelompok / komunitas masyarakat di desa. Sebab yang paling pertama dan paling mungkin untuk menyelamatkan diri kita saat terjadi bencana adalah diri sendiri. Jangan mudah lengah, apalagi daya dukung lahan kita makin lemah,” tegas bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Pada kesempatan tersebut, Indah juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan atas Layanan Dukungan Psikososial yang sejak masa tanggap darurat hingga saat ini mendampingi para korban khususnya anak-anak.
“Terima kasih juga kepada Cakra Abhipraya yang kembali hadir bersama kita pada peringatan ini. Semoga segala upaya dan niat baik kita bernilai pahala,” tutur Indah yang hadir bersama Ketua DPRD dan Kapolres Luwu Utara.
Tidak hanya berzikir dan berdoa, digelar juga acara adat Manre Saperra, tari-tarian dan musik tradisional pada peringatan tang digelar di Desa Meli itu.(*)