KABARTA.ID Luwu Utara – Inovasi SD Negeri Katokkoan Nomor 097 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Utara, Japri Ka Bos, berhasil lolos seleksi administrasi pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Nasional, bersama dua inovasi lainnya, yakni Si Dora Eman (Dinas Kesehatan) dan Pojok BISA (Dinas Pertanian).
Keberhasilan inovasi “Japri Ka Bos” lolos seleksi administrasi tentu di luar dugaan. Pasalnya, inovator Japri Ka Bos, Supiyan Sakti, mengaku melakukan penginputan proposal pada aplikasi Sinovik di menit-menit akhir waktu yang telah ditentukan.
“Ini di luar dugaan saya, dan kalau boleh saya katakan, ini adalah mukjizat,” kata Supiyan yang juga Kepala UPT SDN Nomor 097 Masamba, Rabu (4/5/2022), di Masamba.
Supiyan mengakui, semangatnya dalam melanjutkan inovasi Japri Ka Bos sedikit berkurang usai inovasi tersebut gagal dalam KIPP Tingkat Provinsi kemarin. “Karena memang di tingkat provinsi kemarin semangat itu agak kendor,” ucap Supiyan apa adanya.
Namun, satu hal yang ia syukuri adalah dorongan dan motivasi dari Tim Pelaksana Warkop Indah yang terus memberikan semangat agar dirinya mengikuti KIPP Tingkat Nasional.
“Motivasi dari teman-teman Tim Warkop Indah yang membuat saya terus maju dan ikut KIPP Tingkat Nasional,” terangnya.
Tak kalah pentingnya adalah cerita sukses inovasi Getar Dilan yang tahun kemarin juga gagal di provinsi, tetapi malah sukses di tingkat nasional, bahkan sampai masuk Top 45, yang membuat mantan Kepala Sekolah SD Lindu Masamba ini ingin mengikuti jejak Getar Dilan.
“Termasuk dengan melihat contoh sukses Getar Dilan kemarin yang tidak lolos di provinsi, tetapi malah sukses di tingkat nasional. Jadi, saya bismillah saja untuk tetap maju,” imbuhnya.
Ia mengakui persiapannya tak sebaik waktu di provinsi. Makanya lolosnya inovasi Japri Ka Bos bagi dia adalah sebuah mukjizat.
“Makanya, waktu keluar pengumuman, saya langsung bilang, ini mukjizat. Lolos seleksi administrasi saja itu sudah luar biasa karena ada ribuan inovasi yang juga bersaing untuk lolos,” terang dia.
Meski begitu, ia tetap berusaha mempersiapkan inovasinya jika pada tahapan penilaian proposal, inovasinya kembali lolos.
“Inovasi ini tidak boleh berhenti. Lolos tidaknya di tahapan penilaian proposal, inovasi akan tetap kita kembangkan. Makanya kemarin saya menghadirkan satu inovasi lagi, yaitu Warkop Insaf, untuk menstimulasi para guru untuk berinovasi,” pungkasnya.