KABARTA.ID Luwu Utara – Masih ingat program Semalam di Desa yang menjadi program unggulan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) sejak tahun 2017 lalu? Setelah hampir dua tahun vakum akibat situasi pandemi COVID-19, program primadona Pemda Lutra ini kembali akan dilaksanakan pada Maret 2022 mendatang.
Ya, Pemda Lutra kembali akan bermalam di desa-desa dalam rangka menjemput aspirasi warga desa, memecahkan berbagai persoalan di desa, menemukenali problematika yang terjadi di desa serta mencari solusi untuk dipecahkan bersama, sehingga semua persoalan yang ada di desa dapat diselesaikan, sehingga berujung pada kesejahteraan warga.
Terakhir kali Bupati Luwu Utara dan jajaran Pemda lainnya menginap di desa pada Maret 2020, sebelum kasus COVID-19 pertama masuk ke Luwu Utara, yakni Desa Tullak Tallu Kecamatan Sabbang. Program ini terukti ampuh menyelesaikan setiap permasalahan di desa, baik di sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, dan sektor-sektor publik lainnya.
Program Semalam di Desa ibarat memindahkan kantor-kantor pemerintahan ke desa, karena semua masalah dijemput di desa, diolah di kabupaten, dan dituntaskan di desa. Dalam artian bahwa Pemda Lutra ingin mendekatkan pelayanan di desa. Dengan mendekatkan pelayanan, maka kehadiran pemerintah betul-betul dirasakan warga desa itu sendiri.
Hal menarik lainnya, dalam program Semalam di Desa, terdapat kegiatan dialogis antara pemerintah dan masyarakat desa, yang dikemas ke dalam kegiatan “Mata Pintar Menjawab”, yang merupakan akronim dari Masyarakat Bertanya Pemerintah Menjawab”. Menariknya, kegiatan ini masuk ke dalam TOP 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019.
Kenapa program ini dilanjutkan, mengingat situasi masih pandemi COVID-19? Bupati Indah Putri Indriani mengatakan bahwa pelaksanaan kembali program Semalam di Desa tentu melalui pertimbangan yang jelas. Kata dia, saat ini Luwu Utara masuk PPKM Level 1 berdasarkan Assesmen Kemendes. Bahkan satu-satunya di Sulsel yang level satu.
“Mengamati perkembangan kasus per tanggal 7 Februari, Luwu Utara satu-satunya kabupaten di Sulsel yang berada pada level 1. Atas pertimbangan tersebut, program semalam bersama warga desa kembali akan kita gelar dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Indah pada Rapat Konsultasi Program Semalam di Desa, Rabu (9/2/2022).
Apa yang menarik dari program ini? Pada program kali ini, Pemda Lutra masih memprioritaskan desa-desa tertinggal berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM). Sementara desa yang sudah maju dan mandiri tidak lagi menjadi lokus. Untuk itu, ia meminta Dinas PMD menginventarisir desa kategori ketahanan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.
“Prinsipnya, program semalam di desa diharapkan dapat memberi dampak nyata pada kemajuan desa, sebab esensi dari program ini adalah untuk merasakan denyut nadi masyarakat. Bukankah tempat terbaik itu berada di tengah-tengah masyarakat,” jelas dia.
Sementara Kadis PMD, Misbah, menyebutkan ada beberapa indikator yang jadi pertimbangan dalam pemilihan lokus. “Rawan pangan, angka stunting, termasuk identifikasi jumlah warga tidak mampu. Pelayanan atau program dari perangkat daerah seperti pelayanan kesehatan juga akan tetap berlangsung,” sebu Misbah.
Selanjutnya, pihaknya akan segera melakukan assesment terkait teknis pelaksanaan kegiatan serta program apa saja yang akan dilakukan di desa, atau tempat kegiatan berlangsung. “Setelah ini, kami bersama beberapa Perangkat Daerah akan melakukan asesment untuk teknis kegiatan dan program apa saja yang akan kita dilakukan di desa,” pungkasnya. (*)