KABARTA.ID, SINJAI— Buruknya kualitas pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sinjai yang kerap dikeluhkan pelanggan, mendorong Saktiawan, salah satu tokoh masyarakat, untuk maju dalam pemilihan Direktur PDAM.
Ia menilai persoalan distribusi air yang kerap macet, kualitas air keruh, hingga lambannya penanganan keluhan pelanggan tidak boleh terus dibiarkan.
“PDAM harus dibenahi. Masyarakat berhak menikmati layanan air bersih yang layak, bukan justru dipusingkan dengan masalah yang berulang,” tegas Saktiawan, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, meski anggaran besar digelontorkan, PDAM gagal menjaga kualitas pelayanan. Karena itu, transparansi, profesionalisme, dan keberanian melakukan terobosan baru dinilai menjadi kunci agar PDAM kembali dipercaya publik.
Lebih jauh, Saktiawan menekankan pentingnya menolak intervensi politik dalam proses seleksi Direktur PDAM. Ia menegaskan, jabatan tersebut bukan kursi kompromi politik atau bagi-bagi kekuasaan, melainkan posisi strategis yang harus diisi oleh sosok berkompeten dan berintegritas.
“Pemilihan ini jangan dicemari kepentingan politik. Kalau kepentingan tertentu ikut bermain, maka yang dikorbankan adalah masyarakat. Air bersih adalah kebutuhan dasar, dan PDAM harus dikelola secara profesional, bukan politis,” ujarnya.
Saktiawan juga menyinggung praktik lama di tubuh BUMD, di mana jabatan strategis kerap diberikan karena kedekatan dengan elit politik, bukan karena kualitas. Hal ini disebutnya sebagai salah satu penyebab menurunnya kinerja PDAM selama ini.
“Kalau Direktur hanya hasil titipan politik, jangan heran kalau keluhan masyarakat tidak pernah tuntas. Yang terjadi bukan perbaikan, tapi justru semakin banyak masalah,” tambahnya.
Pernyataan Saktiawan sontak menjadi sorotan publik, terlebih di tengah keresahan warga yang sudah lama kecewa dengan kualitas layanan PDAM Sinjai. Ia berharap panitia seleksi berani menjaga independensi dan memastikan proses berjalan objektif demi lahirnya pemimpin PDAM yang berpihak pada masyarakat.
(Bgs)