DaerahEkobis

Petani di Bone Menjerit Harga Jagung Jatuh Ketika Panen: Kita Rugi

1089
×

Petani di Bone Menjerit Harga Jagung Jatuh Ketika Panen: Kita Rugi

Sebarkan artikel ini

Bone – Petani jagung di Desa Tea Musu Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone Suleel mengeluhkan harga jual jagung yang jatuh atau turun drastis ketika memasuki musim panen ini. Akibatnya petani menjerit, khawatir jika terus berlanjut akan mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi mereka.

Salah satu petani yang enggan disebut namanya mengatakan, beberapa hari terakhir harga jagung masih sempat di kisaran harga Rp5000 hingga Rp6000an per kg. Namun, saat ini harga jual jagung kuning pipilan mengalami jatuh harga di kisaran Rp3000an per kg.

“Kemarin harga (jagung) Rp5000 sampai Rp6000an per kg. Saat ini, harga jual jagung di petani hanya diminta Rp3000an per kg. Bukan lagi turun harga, tapi harga sudah jatuh begini,”ungkapnya kepada media dengan bahasa bugis, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga:  Dorong Kemandirian Desa, Camat Ulaweng Minta Pemdes Mulai Berpikir "Nyari Duit"

Ia mengaku tak tahu secara pasti apa yang menyebabkan jagung mengalami jatuh harga ketika petani memasuki musim panen. Ia menyayangkan harga jagung jatuh disaat harga pada naik. Pihak terkait diharap dapat segera turun tangan, agar harga jual jagung pipilan dapat sesuai harapan petani.

Hal senada juga disampaikan petani lainnya. Mereka berharap segara ada perubahan harga sesuai harapan petani. Sebab, mereja khawatir jika penurunan harga jual jagung terus berlanjut berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi banyak petani.

Informasi dihimpun, beredar informasi di kalangan masyarakat bahwa harga jagung kini hanya di kisaran Rp3000-Rp3200 per kg dimana sebelumnya sempat menyentuh harga Rp6000an per kg.

Baca Juga:  Rembuk Stunting di Lamakkaraseng, Ada Usulan Anggaran 'Hayo-hayo' ke Posyandu

Bersamaan dengan info tersebut, juga beredar informasi bahwa penyebab harga jagung jatuh lantaran diduga gudang penampungan jagung di Makassar sedang tutup. Selain itu, jagung yang dihargai murah diduga dipanen terlalu dini sehingga kelembaban atau kadar air tinggi.

Petani berharap harga jual jagung dapat segera membaik sesuai harapan mereka, agar tidak mengalami kerugian di tengah harga pupuk, pestisida hingga bahan pokok yang kian mengalami kenaikan harga.