Peristiwa

BRIN Sebut Angin Kencang di Rancaekek Badai Tornado Pertama di Indonesia

238
×

BRIN Sebut Angin Kencang di Rancaekek Badai Tornado Pertama di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Jakarta- Wilayah Rancaekek rusak karena terjangan pusaran angin kencang, kemarin (21/2/2024)

Peneliti BRIN menyatakan fenomena di perbatasan Bandung-Sumedang tersebut bukan puting beliung, melainkan tornado pertama di Indonesia.

Erma Yulihastin, ahli klimatologi dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan bahwa angin yang merusak Rancaekek sangat mirip dengan tornado.

Ia menjelaskan tornado berbeda dengan puting beliung. Tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih kuat dengan radius dampak yang lebih luas.

Puting beliung juga tidak berdurasi lama. Biasanya, puting beliung di Indonesia hanya terjadi sekitar 5-10 menit. Berdasarkan data sejarah, menurutnya, hanya ada satu fenomena puting beliung tak biasa yang terjadi selama 20 menit di Cimenyan pada 2021.

Baca Juga:  SAR Brimob Bone dan Basarnas Gerak Cepat Cari Nenek yang Dilapor Hilang di Sungai

“Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam,” katanya lewat akun X miliknya, dikutip Kamis (22/2/2024). “Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!”

Erma mengatakan tim BRIN akan secepatnya melakukan investigasi dan rekonstruksi fenomena tornado Rancaekek.
“Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini,” katanya.
Ia mengklaim peristiwa ekstrem pada 21 Februari 2024, seperti fenomena tornado pertama, sudah diprediksi oleh Kamajaya (Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia) yaitu sistem informasi prediksi iklim berbasis komputer milik BRIN.

Baca Juga:  Warga Desa Tadampalie Melapor Dianiaya Oknum Polisi, Kapolres Bone: Akan Ditangani Secara Profesional

“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? Kamajaya sudah memprediksi ‘extreme event’ 21 Februari 2023,” kata Erma. (cnbc indonesia)