KABARTA ID, BONTANG — Pemerintah Kota Bontang diminta untuk meningkatkan pembangunan infrastuktur di Bontang Kuala.
Hal ini disampaikan Abdul Samad, Sekretaris Komisi III DPRD Bontang, ia menekankan, perencanaan terkait penanggulangan banjir rob perlu menjadi prioritas.
Karena selama ini banjir rob sering kali menghambat aktivitas masyarakat.
Dia juga menegaskan Pemkot jangan terlalu berharap bantuan anggaran pemerintah pusat.
Pasalnya dana penanggulangan banjir rob Bontang Kuala pada tahun 2022 dari pusat belum juga terlaksana sampai saat ini.
“Kami selaku Komisi III telah berkunjung ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) di Balikpapan. Pada tahun 2022, mereka telah menganggarkan dana untuk penanggulangan banjir rob di jalan Bontang Kuala, namun hingga saat ini Detail Engineering Design (DED) dari proyek tersebut belum diterima,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk peningkatan trotoar di Jalan Pierre Tendean tersebut. Aco menilai, anggaran yang dibutuhkan tidak terlalu besar, hanya sekitar Rp500-600 juta.
Lanjutnya, meskipun proyek ini merupakan bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN), sebab jalan menuju destinasi wisata atas air ini masuk dalam kategori jalan nasional, namun pemerintah setempat tidak boleh tutup mata.
“Tetap menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Mereka paling paham kondisi wilayahnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Edy Prabowo, menjelaskan, pihaknya telah bertemu dengan BPJN Balikpapan. Namun, mereka tidak merekomendasikan perbaikan trotoar tersebut karena materialnya yang terbuat dari kayu ulin.
“Mohon maaf, dari BPJN kurang merekomendasikan karena trotoar itu terbuat dari kayu ulin. Itu yang menjadi pertimbangan,” timpalnya.
Selain itu, kata Edy, perbaikan trotoar di Bontang Kuala masuk dalam proyek prioritas BPJN pada tahun 2025 mendatang. Ia bilang, ada tiga skema yang sedang dipertimbangkan untuk proyek tersebut.
Di antaranya menggunakan struktur pile slab atau jembatan layang. Selanjutnya, metode pile embankment ditambah timbunan tanah, sementara yang ketiga yakni pile embankment ditambah dengan murtal foam.
“Ada tiga skema yang sedang dibahas, dan kita akan kawal pelaksanaannya di tahun 2025. Jika diperbaiki sekarang, kemudian harus dibongkar lagi untuk pembangunan jembatan, itu hanya akan membuang-buang anggaran,” pungkasnya.