WASHIGNTON- Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ditembak ketika sedang kampanye di Butler, Pennsylvania, pada hari Sabtu waktu setempat.
Dalam insiden penembakan tersebut, Donald Trump selamat. Dia hanya mengalami luka pada bagian telinganya.
Mantan presiden AS itu dengan cepat dilarikan keluar panggung oleh tim keamanannya. Terlihat darah keluar dari telinga kanannya.
Seorang saksi di sekitar lokasi kampanye mengatakan kepada BBC bahwa dia dan teman-temannya melihat seorang pria berpakaian kamuflase coklat naik ke atap sebuah gedung dengan membawa senapan dan memperingatkan polisi tentang hal itu.
“Secret Service sedang melihat kami dari atas gudang, saya menunjuk ke atap itu—dan tahu-tahu, lima tembakan terdengar,” kata pria tersebut, Minggu (14/7/2024) dilansir Sindonews.
Ia menambahkan bahwa setelah pria itu menembak Trump.
“Dinas Rahasia meledakkan kepalanya (si pelaku penembakan),” ujarnya.
Kandidat presiden dari kubu independen Robert F Kennedy Jr menanggapi upaya pembunuhan tersebut dengan mengajak semua mencintai negara.
“Sekarang adalah waktunya bagi setiap orang Amerika yang mencintai negara kita untuk mundur dari perpecahan, meninggalkan semua kekerasan, dan bersatu dalam doa untuk Presiden Trump dan keluarganya,” kata kandidat presiden dari kubu independen Robert F Kennedy Jr dalam menanggapi upaya pembunuhan tersebut.
Diketahui, Amerika Serikat (AS) merupakan negara paling demokrasi di dunia. Namun insiden penembakan itu, langsung mencederai AS yang dikenal negara terbesar demokrasi.
AS diketahui memiliki sistem dua partai.
Dua partai politik di AS yang dimaksud adalah Partai Demokrat dan Republik. Dua partai politik tersebut telah lama mendominasi politik di Amerika Serikat yakni sejak pertengahan tahun 1800-an.