Politik

Ratusan Surat Suara Tak Layak, Ini Penyebabnya

147
×

Ratusan Surat Suara Tak Layak, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini

Makassar – Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan menemukan sekitar 200 ribu surat suara tidak layak. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pengawasan logistik pemilu di 24 kabupaten/kota.

Komisioner Bawaslu Sulsel, Syamsuar, menjelaskan surat suara itu dinyatakan tidak layak karena hasil cetak yang kurang bagus. Dengan begitu, mutu surat suaranya juga tidak bagus.

“Surat suara itu banyak. Kalau yang di Fajar Grafika 200 ribu. Kurang bagus hasil cetakannya,” kata Syamsuar, Sabtu (6/1/2024).

Bawaslu pun telah meminta kepada Fajar Grafika untuk menyetop sementara produksi surat suara per tanggal 1 Januari 2024 lalu. Surat suara yang tidak layak itu pun diganti dengan kualitas yang lebih baik.

Baca Juga:  Cerita Pantarlih Pemilu di Ulaweng, Dikira Pendata Bantuan hingga Dikejar Anjing

Setelah itu, barulah produksi surat suara dilanjutkan kembali. Syamsuar mengatakan pihaknya telah membuat berita acara dan meminta kepada Fajar Grafika untuk menggantinya.

“Sudah. KPU RI pun datang untuk menstop. Kami bersama Bawaslu minta stop itu produksi. Kemudian dicetak ulang,” kata Syamsuar.

Surat suara itu dicetak oleh perusahaan bernama Fajar Grafika di Makassar. Fajar Grafika salah satu perusahaan yang mencetak surat suara untuk DPR RI, DPRD Sulsel dan DPRD kabupaten/kota.

Syamsuar menyebutkan ada dua percetakan yang mencetak surat suara untuk Sulsel. Percetakan satunya yakni bernama Perkasa.

“Fajar Grafika ini yang mencetak surat suara DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, untuk Luwu Raya itu yang rusak. Rusak karena hasil cetak yang mutunya kurang bagus,” kata Syamsuar.

Baca Juga:  Walikota Basri Rase Ingatkan Anggota PTPS Jangan Berpihak dan Jaga Profesionalisme

Selain itu, Bawaslu juga menemukan kotak suara yang rusak. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak surat suara.

“Di Pinrang ada 2 kotak suara robek karena tertimpa. Kalau surat suara itu banyak,” kata Syamsuar.

Kerusakan pada kotak suara, kata Syamsuar, terjadi karena penyimpanan dalam kontainer yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini terjadi saat proses distribusi logistik.

“Jadi kalau yang kotak suara itu karena pengiriman. Itu karena terlalu di bawah penyimpanannya dalam kontainer,” kata Syamsuar.

 

(IDN Times)