Wahyu (22) petani nilam di Desa Analere Kecamatan Polean Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, mulai merasakan manfaat ekonomi menanam nilam (Pogostemon Cablin Benth). Dalam jangka kurang dari satu setengah tahun telah mampu membeli mobil dan motor matic 150cc.
”Kami baru menanam nilam satu setengah tahun ini dan dibina oleh IAIN Bone melalui program Desa Sejahtera Astra yang merupakan kerjasama dengan PT. Astra Internasional tbk. dari program tersebut kami diajarkan teknik menanam dan merawat nilam serta hasilnya agar tidak dijual langsung, akan tetapi diolah menjadi minyak nilam (minyak astiri),” ujarnya, Rabu (30/8/2023).
“Dari sini kami dibuatkan alat penyulingan dan dari hasil penyulingan tersebut kami jual sedikit-sedikit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sisanya kami simpan untuk dijual di lain hari dan terkumpul sebanyak 230 kg minyak atsiri.
Alhamdulillah bulan ini harga minyak astiri naik dari Rp. 500.000,-/kilogram naik menjadi 690.000,-/Kg sehingga kami langsung menjualnya dan membeli satu unit mobil grand max dan juga satu unit kendaraan bermotor MX untuk menunjang kebutuhan sehari kami.” jelasnya.
Wahyu, mengaku dirinya menanam Nilam di area 1,5 hektare dengan jumlah bibit 10 ribu bibit/hektare dan mampu menghasilkan 4 ton nilam kering sekali panen yang setelah disuling mampu menghasilkan 100 kg minyak nilam. Diketahui tanaman Nilam dapat dipanen 3 kali dalam setahun.
Nilam adalah penghasil minyak atsiri yang aromanya ”kuat” dan ”berat”. Digunakan sebagai bahan baku parfum (wewangian), sabun, kosmetik dan bahan dupa (setanggi).
Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN Bone Syamsuriadi yang mementori petani nilam dalam program Desa Sejahtera Astra mengatakan bahwa nilam adalah produk ekspor dan menjadi kebutuhan dunia.
Sehingga menurutnya dengan bertani nilam tidak akan merugi. Hal ini sudah dibuktikan oleh Wahyu yang telah berhasil membeli mobil Grand Max dan motor NMAX dari bertani nilam hanya dalam jangka waktu kurang dari satu setengah tahun dengan luas lahan, hanya 1,5 hektar.
“Itupun dijual sebagian untuk kebutuhan sehari-hari, sisa disimpan untuk dijual setelah harga naik,”lanjut Syamsuriadi.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Bone Rahmatun Nair mengatakan bahwa program kerjasama antara IAIN Bone dengan PT. Astra Internasional merupakan salah satu program unggulan dari LPPM IAIN Bone.
“Program ini melibatkan mahasiswa dan dosen sehingga menjadi nilai tambah institusi. Sangat terbantu dalam meraih akreditasi Prodi dan institusi,” katanya.*