Alsintan tersebut bersumber dari anggaran DAU, DID, dan DAK APBD TA 2022 senilai Rp. 4,9 Miliyar dengan jumlah 250 unit.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berpesan agar alsintan tidak digunakan secara pribadi atau orang per orang.
“Alsintan bukan persoalan nilainya, tapi kebermanfaatannya untuk digunakan bersama anggota kelompok. Diatur, tidak untuk digunakan orang tertentu saja. Rasa memiliki harus kita tanam agar terpelihara dengan baik. Jangan sampai di bannya tumbuh padi. Ibarat pakaian kita, tidak boleh disewakan apalagi diperjualbelikan,” kata isteri dari Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Pemberian alsintan, lanjut Indah merupakan upaya Pemda menekan biaya produksi. Tahun ini menurutnya pengadaan alsintan dilakukan lebih cepat sebab yang paling penting adalah bisa segera dimanfaatkan oleh petani.
“Bayangkan jika menggunakan tenaga manusia berapa biaya yang harus kita keluarkan. Harapannya nilai lebihnya bisa kita nikmati. Untuk itu rawat dengan baik, sebab usia alsintan minimal digunakan 5 tahun dan bisa hingga 10 tahun,” pinta bupati yang tak malu disebut anak petani ini.
Indah yang langsung menguji coba menjajal traktor roda empat di halaman kantor bupati usai menyerahkan alsintan tersebut juga menegaskan, Pemda tidak pernah berharap balasan apapun sebab tujuannya adalah produksi semakin meningkat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani.
Terkait gagal panen, Pemda Luwu Utara memberi asuransi Usaha Tani Padi Sawah melalui MoU dengan PT. Jasindo.
“Asuransi ini adalah kegiatan lanjutan sejak 2021, dan tahun ini sekira 11.000 hektare yang akan diberi perlindungan. Ini adalah bentuk komitmen untuk memberikan perlindungan kepada petani kita jika terjadi kerusakan tanaman padi sekaligus salah satu wujud mitigasi pangan yang dilakukan pemda,” jelas bupati perempuan pertama di Sulsel ini yang hadir didampingi Ketua DPRD, Wakil Bupati, dan Sekda Luwu Utara.(*)