KABARTA.ID Luwu Utara – Kartini adalah salah satu contoh dari keteguhan menggapai mimpi atau impian. Kartini telah menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk ikut mengambil peran dalam pembangunan. Energi positif yang ditularkannya banyak ditiru oleh para perempuan di masa kini. Lewat pergerakan Kartini di masa lampau pula, perjuangan gender menjadi perjuangan yang terus digalakkan dari generasi ke generasi. Semua demi kesetaraan kesempatan (equal opportunity). Perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang sama dalam membawa perubahan besar terhadap negeri ini.
Dengan menapaktilasi semangat juang Kartini di masa lampau, maka lahirlah banyak tokoh perempuan di masa kini yang semangatnya tak kalah dengan semangat juang Kartini. Para tokoh perempuan ini juga memiliki pemikiran dan gagasan yang cemerlang dan pastinya juga visioner serta membawa kekuatan ide yang bisa menginspirasi perempuan lainnya. Nah, di tengah pandemi COVID-19, semangat Kartini tentu sangat dibutuhkan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, salah satu tokoh perempuan yang memiliki semangat Kartini di masa kini.
Tak salah ketika momentum Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 24 April, Indah Putri Indriani kerap diundang pada berbagai forum seminar berskala nasional sebagai narasumber. Yang terbaru, saat dirinya tampil pada kegiatan webinar bertajuk Knowledge Sharing Forum (KSF) yang digelar secara virtual oleh Universitas Terbuka, Kamis (22/4/2021). Tak hanya Bupati Luwu Utara, dua Bupati perempuan lainnya juga tampil sebagai narasumber, yakni Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid dan Bupati Brebes Idza Priyanti. Menariknya, webinar ini juga dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Yang jadi topik pembahasan adalah terkait Akses Terhadap Kesetaraan Kesempatan. Mengingat webinar digelar dalam rangka Hari Kartini. Bupati Indah Putri Indriani dalam pemaparannya menjelaskan bahwa peran kaum perempuan di tengah pandemi sangat besar. Ia menyebutkan, di sektor kesehatan, perempuan berperan besar dalam menekan laju penyebaran COVID-19. “Untuk sektor kesehatan di masa pandemi ini menunjukkan bahwa perempuan berada di garis terdepan. Di mana 70% perempuan adalah para tenaga kesehatan, termasuk dokter dan tenaga medis lainnya. Mereka berperan sangat aktif,” kata dia.
Terkait kesetaraan kesempatan, ia menyebutkan bahwa tantangannya memang masih cukup banyak. “Kalau bicara pengalaman kesempatan yang diberikan oleh negara kepada kita sebenarnya sudah sangat luar biasa dan didorong juga oleh kebijakan affirmative action,” jelasnya. Namun kendalanya, kata dia, ada pada perempuan itu sendiri yang masih enggan meningkatkan kompetensi, dan kualifikasi dirinya. Untuk itu, dengan keberadaan Universitas Terbuka bisa mendorong kaum perempuan tampil di depan.
Dikatakan Indah, kesempatan mengambil peran penting jangan hanya diberikan kepada perempuan yang bekerja di sektor formal saja, tapi juga perempuan di sektor informal, termasuk ibu rumah tangga. Ia juga berharap kepada Universitas Terbuka untuk dapat memberi ruang kepada seluruh perempuan mengambil peran yang lebih banyak di sektor-sektor yang ada. “Kartini sejati itu menurut saya bukan hanya yang bekerja pada lembaga pemerintah, lembaga swasta, atau menduduki posisi-posisi teknis, tapi juga yang tak kalah pentingnya adalah ibu rumah tangga,” pungkasnya. (*)