Edukasi

Hadapi Resesi Ekonomi, Addin Jauharudin Harapkan Ini Dalam Lokakarya FPKH

340
×

Hadapi Resesi Ekonomi, Addin Jauharudin Harapkan Ini Dalam Lokakarya FPKH

Sebarkan artikel ini

 

KABARTA.ID, WATAMPONE-
Forum Peduli Keluarga Harapan (F-PKH) Bone melaksanakan lokakarya penulisan buku berjudul Solusi Keluar dari Kemiskinan di Cafe Ruang Teduh, Jalan Mt Haryono, Kabupaten Bone, Senin (28/09/2020).

Empat orang narasumber yang didatangkan F-PKH diantaranya, Adin Jauharudin selaku Komisaris PT Pos Indonesia sekaligus Sekjen KNPI. Akademisi dan juga penggiat petani lokal, Dr Andi Singkeru Rukka, Kepala LPPM IAIN Bone, Syamsuriadi S.Sos, MSi serta jurnalis senior Bone Bahtiar Parenrengi.

Sebagai pembicara utama, Adin Jauharudin mengingatkan, dikuartal ke-3 ekonomi indonesia diperediksi akan terjadi resesi ekonomi.

Adapun harapan Addin Jauharudin melalui darin berharap masyarakat indonesia terkhusus F-PKH untuk memperkuat UMKM di daerah daerah hingga ke tingkat desa agar di tahun 2021 ekonomi indonesia mulai bangkit lagi pasca pandemi

“Harapan kita adalah teman teman semua harus memperkuat UMKM di daerah hingga ke desa desa, ini antisipasi jika dikuartal ke tiga perekonomian Indonesia diperidiksi akan mengalami resesi sehingga benten pertahanan kita adalah UMKM,” harap Addin.

Selain itu Addin Jauharudin mengapresiasi F-PKH yang mau menggagas sebuah program yang mencarikan solusi agar masyarakat bisa keluar dari kemiskinan.

Baca Juga:  Police Goes To School, Satlantas Polres Bone Edukasi Pelajar MAN 2

“Dari kami tentunya ini merupakan langkah yang sangat baik. Gagasan dari Ketua F-PKH tentunya menjadi angin segar dalam rangka berupaya untuk menuntaskan permasalahan kemiskinan dan perekonomian,” katanya, saat tampil Adin Jaujaruddin tampil secara virtual.

Pembicara kedua Dr Andi Singkeru Rukka mengulas terkait adanya semangat tersendiri bagi warga Bone dalam berjuang untuk keluar dari garis kemiskinan.

“Semangat kita untuk keluar dari garis kemiskinan saya kira sangat besar. Bahkan seorang perantau asal Bone akan malu kembali (pulang ke kampung) ketika belum sukses. Inilah menjadikan banyak saudara kita sukses di rantau. Seperti pak JK (Jusuf Kalla) dan beberapa orang berpengaruh di Pulau Kalimantan,”katanya.

Andi Singke begitu dia disapa, menambahkan ada dua kategori miskin yakni miskin harta dan ada pula miskin ilmu pengetahuan.

“Dari segi kemampuan akademik Bone tidak minus. Hanya yang dibutuhkan adalah keberanian untuk terus berkarir ke depan,” katanya lagi menambahkan.

Selanjutnya pembicara ke tiga, Syamsuriadi S.Sos, MSi membeberkan potensi-potensi alam yang dapat diolah di Kabupaten Bone untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

“Ada beberapa kami sudah gagas dan telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Mulai dari pupuk organik, kami bimbing warga untuk membuat sendiri. Budidaya ikan, hingga menggagas destinasi wisata di desa,” tukas penggagas Desa Sejahtra ASTRA tbk ini.

Baca Juga:  Hadir di MTQ Nasional, Bupati Semangati Kafilah MTQ asal Bone 

Menurutnya, generasi muda perlu melakukan gebrakan kreatif sehingga mampu menghasilkan uang.

“Bikin produk yang bisa laku terjual di pusat grosir. Pemuda ini harus jadi pelaku jangan jadi penonton. Buat apa menguasai teori kalau praktik di lapangan tidak ada,” ungkapnya meyakinkan.

Pembicara terakhir, Bahtiar Parenrengi sebagai seorang jurnalis dirinya melihat ada beberapa hal yang menjadi pemicu meningkatnya angka kemiskinan di Bumi Arung Palakka.

Salah satunya kata kontributor Metro TV ini adalah faktor kemalasan dari kalangan generasi muda. Secara wawasan para pemuda terbilang cerdas, namun tidak diaplikasikan dalam tindakan.

“Ini beberapa catatan yang akan saya rekomendasikan kepada pak Ketua F-PKH. Selain itu di Kabupaten Bone ini kategori miskin ada beberapa, salah satunya saya menyebut memilih miskin,” ungkapnya.

Bahtiar lanjut menjelaskan, memilih miskin dalam artian bersikap acuh tidak melakukan tindakan yang dapat menghasilkan uang.

Baca Juga:  KMB Gelar Munas II di Bone, Ketua Dewan Pembina Andi Akhiruddin Ingatkan Falsafah Bugis "Lao Sappa Deceng, Lisu Mapideceng

“Ada istilah ‘Anre, Tinro, Solle (Artis) artinya (makan, tidur, keluyuran, red). Ini saya anggap memilih miskin. Kerjanya itu terus dilakukan setiap hari. Dan setiap muncul di media sosial, selalu tampil bagaikan pengamat, padahal segi tindakan tidak dilakukan,” jelasnya.

Ketua F-PKH Kabupaten Bone, Andi Tansi mengatakan, suatu kebanggaan karena di kelilingi orang orang yang berpangalaman dan mau mengabdi untuk masyarakat.

“Orang yang membantu saya dalam lokakarya penulisan buku ini adalah semua Penggiat langsung di lapangan” katanya Senin (28/09/2020)

Mantan Bendahara PB PMII menambahkan, lokakarya ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan. Dan sebagai penyempurna, pihaknya akan kembali melaksanakan hal sama dalam waktu dekat.

“Apa yang telah dipaparkan pembicara dan masukan dari beberapa undangan tentunya akan kita prioritaskan semua karena memang buku ini akan menjadi semangat bersama untuk keluar dari garis kemiskinan,” imbuhnya.

Lokakarya ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Peserta yang hadir dibatasi, sebagai gantinya panitia menyediakan fasilitas secara daring.

“Undangan memang kita batasi karena protokol kesehatan tetap diutamakan di tengah pandemi Covid-19,” beber Andi Tansi menutup pembicaraan.(AJ).